1. Korosi Atmosfer
Korosi ini terjadi akibat proses
elektrokimia antara dua bagian benda padat khususnya metal besi yang berbeda
potensial dan langsung berhubungan dengan udara terbuka.
Faktor-faktor yang menentukan
tingkat karat atmosfer, yaitu :
· -Jumlah zat pencemar di udara (debu, gas),
butir-butir arang, oksida metal,
· -Suhu
· -Kelembapan kritis
· -Arah dan kecepatan angin
· -Radiasi matahari
· -Jumlah curah hujan
2. Korosi Galvanis
Korosi ini terjadi karena proses
elektro kimiawi dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di
dalam elektrolit sama. Dimana elektron mengalir dari metal kurang mulia
(Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang
mulia berubah menjadi ion-ion positif karena kehilangan elektron. Ion-ion positif
metal bereaksi dengan ion negative yang berada di dalam elektrolit menjadi
garam metal. Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal
sehingga terbentuklah sumur-sumur karat (Surface Attack) atau
serangan karat permukaan.
3. Korosi Regangan
Korosi ini terjadi karena pemberian
tarikan atau kompresi yang melebihi batas ketentuannya. Kegagalan ini sering
disebut Retak Karat Regangan (RKR) atau stress corrosion cracking. Sifat retak
jenis ini sangat spontan (tiba-tiba terjadnya/spontaneous), regangan biasanya
bersifat internal yang disebabkan oleh perlakuan yang diterapkan seperti
bentukan dingin atau merupakan sisa hasil pengerjaan (residual) seperti
pengelingan, pengepresan dan lain-lain.
Untuk material kuningan jenis RKR
disebut Season Cracking, dan pada material Low Carbon
Steel disebut Caustic Embrittlement (kerapuhan basa),
karat ini terjadi sangat cepat dalam ukuran menit, yakni jika semua persyaratan
untuk terjadinya karat regangan ini telah terpenuhi pada suatu moment tertentu
yakni adanya regangan internal dan terciptanya kondisi korosif yang berhubungan
dengan konsentrasi zat karat (Corrodent) dan suhu lingkungan.
4. Korosi Celah
Korosi celah (Crecive Corrosion)
ialah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan konsentrasi zat asam. Karat
ini terjadi, karena celah sempit terisi dengan lektrolit (air yang pHnya
rendah) maka terjadilah suatu sel korosi dengan katodanya permukaan
sebelah luar celah yang basah dengan air yang lebih banyak mengandung zat
asam daripada bagian sebelah dalam celah yang sedikit mengandung zat asam
sehingga akibatnya bersifatanodic.
Proses pengkaratan ini berlangsung
cukup lama karena cairan elektrolitdi dalam celah cenderung lama mengeringnya
walaupun bagian luarpermukaan/celah telah lama kering. Celah ini sangat banyak
pada konstruksikaroseri kendaraan karena fabrikasinya menggunakan
pengelasanelectric resistance(tahanan listrik) system spot pada pelat
tipis yang disusun secara bertumpu (overlap). Overlap inilah yang
menimbulkan celah-celah.
5. Korosi Arus Liar
Korosi arus liar ialah merasuknya
arus searah secara liar tidak disengajapada suatu konstruksi baja, yang
kemudian meninggalkannnya kembali menujusumber arus. Prinsip serangan karat
arus liar ini adalah merasuknya arus searahsecara liar tidak disengaja pada
suatu konstruksi baja, kemudianmeninggalkannnya kembali menuju sumber arus.
Pada titik dimana arus meninggalkan konstruksi, akan terjadi serangan
karat yang cukup serius sehingga dapat merusak konstruksi tersebut.
Terdapat dua jenis sel arus yang
dipaksakan, yaitu :
1. Sel arus liar yang terjadi secara eksidentil (tidak
sengajja).
Seperti arus liarpada kereta apilistrik, yang
melaju disamping atau berdekatan dengan pipaair minum di dalam tanah yang
terbuat dari baja bergalvanis atau bajaberlapis beton sebelah dalam dan
berbalut (wrapped) sebelah luar. Karatakan terjadi pada daerah keluarnya arus
luar yang berasal dari rel keretalistrik tersebut. Tempat dimana arus liar
masuk ke dlaam pipa, menjadikatoda, sedangkan dimana arus liar meninggalkan pipa
menjadi anoda dan berkarat.
2. Sel arus paksa disengaja.
Seperti sel perlindungan katodik pada pipa
bawahtanah. Arus berasal dari sumber arus listrik searah menuju elektroda
danmelalui tanah arus mengalir dari elektroda ke pipa sehingga pipa
menjadi katoda yang tidak berkarat. Selanjutnya arus kembali ke sumber
(rectifier)
6. Korosi Pelarutan Selektif
Korosi pelarutan selektif ini
menyangkut larutnya suatu komponen darizat paduan yang biasa disebut pelarutan
selektif (Selective Dissolution) ataupartino / de alloying. Zat komponen yang
larut selalu bersifat anodic terhadapkomponen yang lain. Walaupun secara visual
tampak perubahan warna pada permukaaan paduan namun tidak tampak adanya
kehilangan materi berupa takik, perubahan dimensi, retak atau alur. Bentuk
permukaan tampaknya tetap tidak berubah termasuk tingkatkehalusan/kekasarannya.
Namun sebenarnya berat bagian yang terkena jeniskarat ini menjadi berkurang,
berpori-pori dan yang terpenting adalah kehilangan sifat mekanisnya
menjadigetas dan mempunyai kekuatan tarik sangat rendah.
Karat ini biasa terjadi melalui
struktur logam dalam dua macam :
1. Logam antara (unsur antara) unsur ini biasa
bersifat anoda atau katoda terhadap logam utama.
2. Senyawa (unsur-unsur bukan logam) unsur ini
bersifat katoda terhadap ferit.
7. Korosi Erosi
Korosi erosi ialah proses perusakan
pada permukaan logam yang disebabkan oleh aliran fluida yang sangat cepat. Korosi erosi disebabkan oleh beberapa factor, yaitu
:
1.Perubahan drastispada diameter lubang bor atau arah
pipa
2.Penyekat pada sambungan yang buruk pemasangannya
3.Adanya celah yang memungkinkan fluida mengalir di
luar aliran utama
4.Adanya produk korosi atau endapan lain yang dapat
mengganggu aliran laminer
8. Korosi Bakteri
Korosi dipengaruhi oleh mikroba
merupakan suatu inisiasi atau aktifitas korosi akibat aktifitas mikroba dan
proses korosi. Korosi pertama diindentifikasi hampir100 jenis dan telah
dideskripsikan awal tahun 1934. bagaimanapun korosi yang disebabkan aktifitas
mikroba tidak dipandang serius saat degradasi pemakaian sistem industri modern
hingga pertengahan tahun1970-an. Ketika pengaruh serangan mikroba semakin
tinggi, sebagai contoh tangki air stainless steel dinding dalam terjadi
serangan korosi lubang yang luas pada permukaan sehingga para industriawan
menyadari serangan tersebut. Sehingga saat itu, korosi jenis ini merupakan
salahsatu faktor pertimbangan pada instalasi pembangkit industri, industri
minyak dan gas, proses kimia, transportasi dan industri kertas pulp.
Selama tahun 1980 dan berlanjut hingga awal tahun 2000, fenomena tesebut
dimasukkan sebagai bahan perhatian dalam biaya operasi dan pemeriksaan sistem
industri. Dari fenomena tersebut, banyak institusi mempelajari dan memecahkan
masalah ini dengan penelitian-penelitian untuk mengurangi bahaya korosi
tersebut.
Korosi ini hanya disebabkan oleh
suatu bakteri anaerobic yang hanya bertahan dalam kondisi tanpa ada zat
asam. Bakteri ini disebut Mikroba Korosi. Mikroba sendirimerupakan suatu mikrooranisme yang hidup di
lingkungan secara luas pada habitat-habitatnya dan membentuk koloni yang
pemukaanya kaya dengan air, nutrisi dan kondisi fisik yang memungkinkan
pertumbuhan mikroba terjadi pada rentang suhu yang panjang biasa ditemukan di
sistem air, kandungan nitrogen dan fosfor sedikit, konsentrat serta
nutrisi-nutrisi penunjang lainnya. Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi
antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab
terhadap degradasi material di lingkungan. Pengaruh inisiasi atau laju korosi
di suatu area, mikroorganisme umumnya berhubungan dengan permukaan korosi
kemudian menempel pada permukaan logam dalam bentuklapisan tipis atau
biodeposit.
9. Karat Titik Embun
Karat titik embun ini diesebabkan
oleh factor kelembababn yang menyebabkan titik embun (dew point) atau
kondensasi. Tanpa adanya unsurekelembaban relative, segala macam kontaminan
(zat pencemar) tidak akan atausedikit sekali menyebabkan pengkaratan. Titik
embun ini sangat korosifterutama di daerah dekat pantai dimana banyak partikel
air asin yang terhembusdan mengenai permukaan metal, atau di daerah kawasan
industry yang kaya dengan zat pencemar udara.
Saat jarang jatuh hujan, maka zat
pencemar di permukaan metal tidakterganggu, sehingga sewaktu terjadi kondensasi
di permukaan dengan factorcuaca yang relative dingin dan factor kelembaban
relative cukup tinggi ( di atas80%), maka air embun tersebut tercampur dengan
zat pencemar yang adamenjadi larutan elektrolit yang sangat baik, sehingga
mempercepat prosespengkaratan atmosfer. Tingkat pengkaratan akan sangat ganas
apabila di samping keberadaan zat pengkarat (corrodent) yang tinggi,
kelembaban yang tinggi juga suhu yang bersifatcyclic (baik turun
secara teratur).
Dengan suhu yang relative hangat
dan terlarut di dalam embun yang cukup banyak maka akan tercipta larutan asam
belerang yang sangat reaksif.
Daftar Pustaka :
-http://ratihkumalachachae.blogspot.co.id/2011/12/mengenal-korosi-dan-akibatnya-serta.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar